Percaya kepada TUHAN

TUHAN tidak menyatakan diri kepada umat-Nya selama lebih dari 400 tahun. Pergumulan Musa adalah bagaimana dia harus menjawab pertanyaan orang Israel, "Bagaimana tentang nama-Nya?" Menurut konsep yang berlaku di Timur Dekat Kuno, apa pun yang tidak memiliki nama adalah tidak ada, dan apa pun yang memiliki nama adalah ada. Musa mengantisipasi bahwa orang Israel akan meminta informasi dan penjelasan tentang diri TUHAN dan hubungan TUHAN dengan bapa leluhur mereka. Selain itu, Musa takut bila orang Israel tidak percaya bahwa TUHAN telah menampakkan diri kepadanya.

TUHAN memberi Musa tiga mujizat untuk meyakinkan orang Israel, sekaligus memperkuat iman Musa. Mujizat pertama berkaitan dengan ular yang merupakan simbol kebijaksanaan dan kehidupan Mesir. Perhatikan bahwa Firaun mengenakan kobra logam di kepalanya. Mujizat kedua berkaitan dengan tubuh. Mujizat ini membuktikan bahwa Allah berkuasa untuk menyembuhkan. Mujizat ketiga berkaitan dengan Sungai Nil yang merupakan sumber kehidupan orang Mesir. Ketiga mujizat ini merupakan bukti yang meyakinkan tentang otoritas dan kuasa Allah. Ketiga mujizat ini juga dimaksudkan untuk membuktikan bahwa Musa adalah benar-benar juru bicara TUHAN. TUHAN menginginkan agar orang Israel meyakini bahwa apa yang Dia katakan adalah benar dan bahwa Musa adalah benar-benar pemimpin yang Ia pilih.

Setiap mujizat yang TUHAN demonstrasikan dimaksudkan untuk memverifikasi pesan mengenai diri TUHAN dan mengenai keselamatan. TUHAN tidak selalu memilih untuk bekerja secara ajaib. Faktanya, kisah Keluaran mengajar kita bahwa mujizat saja tidak akan pernah dapat sepenuhnya meyakinkan manusia untuk memercayai TUHAN. Iman lebih dari sekadar kagum terhadap sesuatu yang TUHAN lakukan. Sesungguhnya, iman adalah menanggapi apa yang TUHAN katakan dengan kepatuhan.

Saat membaca kitab Keluaran, Anda akan menemukan banyak kisah yang memperlihatkan keraguan dan penolakan terhadap firman TUHAN. Hal ini menuntun kita untuk memeriksa hidup kita sendiri. Adakalanya, tindakan TUHAN sangat jelas. Kita dapat melihat keterlibatan TUHAN dalam hidup kita, dan sangat mudah bagi kita untuk menanggapi dengan mematuhi Dia. Akan tetapi, adakalanya jalan TUHAN tidak begitu jelas. Sekalipun demikian, kita dipanggil untuk tetap memercayai TUHAN di dalam iman kepada firman-Nya, karena iman kita tidak cukup hanya disandarkan pada mujizat saja. Apakah Anda menghargai firman Allah? Apakah Anda percaya terhadap janji-janji-Nya? Apakah Anda pernah menuntut agar Allah melakukan mujizat?